Minggu, 14 Agustus 2011

Menjadi Dewasa dalam Kristus - bab 1 (C)


ALLAH MENGHENDAKINYA !

Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Matius 3:10 

”Pasti ditebang” lalu dibuang ke dalam api! Itu kata Firman Tuhan. Ironinya saya menemukan ada banyak anak Tuhan yang mengakunya orang Kristen dan datang ke Gereja tetapi tidak perduli dengan hidup Kekeristenannya. Yang ada di hati dan pikirannya hanyalah perkara dunia. Sehingga tidak tertarik bahkan tidak tahu apa-apa tentang kehidupan yang berbuah bagi Kerajaan Allah.

Akan tetapi Tuhan karena Kemurahan dan Belas kasihan Tuhan yang besar, maka IA membangkitkan orang-orang tertentu yang akan mendoakan dan bersyafaat mohon kepadaNYA supaya diberi lagi kesempatan. Untuk dicangkul lagi, dan diberi pupuk lagi :

Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.

Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"  Lukas 13 : 6 - 9

Jadi bila saat ini anda didatangi hamba-hamba Tuhan, didoakan, dinasehati, ditegor, jangan marah dan gengsi. Karena anda sedang dicangkul dan diberi pupuk, supaya dapat berbuah. Atau kalau sudah berbuah, agar dapat berbuah lebih banyak lagi. (Yoh !5:2)

Berkali-kali, bahkan sangat banyak sekali nasehat dalam Alkitab yang mengajar kita agar : Jangan bosan akan didikan dan tegoran Tuhan, Dengarlah didikan, Perhatikan cara kamu mendengar, Kalau kamu bertelinga, hendaklah kamu mendengar, dan sebagainya. (Amsal 3:11, Amsal 4:10,13 , Amsal 7:1-3, Wahyu 13:9)

Apakah Allah kejam? Tidak! DIA penuh kasih dan kesabaran, berlimpah rahmat dan kemurahanNYA! Lalu mengapa IA menebang dan membuang yang tidak berbuah? Tanyakan dan renungkan, IA sudah mengingatkan, menegor, mengajar dan menyediakan kemampuan sehingga bila orang mau mengizinkan YESUS tinggal dalam hidupnya dan mau hidup dalam YESUS dan FirmanNYA, pasti secara otomatis akan berbuah.

Tapi orang tersebut tidak berbuah karena ia tidak mau, ia memilih hidup untuk diri sendiri, memuaskan segala sumber daya, dan hidup yang telah Allah berikan padanya bukan untuk maunya Tuhan tetapi untu di boroskan untuk menikmati semaunya.

Bayangkan Anda seorang atasan, punya anak buah, dan anda telah beri semua fasilitas jutaan rupiah untuk dia bisa menghasilkan sesuatu. Anda tidak menentukan target yang harus dicapai berapa, tetapi yang penting bagi anda , ada hasil, berapa pun itu. Karena anda telah beri dia fasilitas jutaan.

Bila dia hanya menghasilkan 50 ribu, anda tidak marah, bahkan 20 ribu pun anda tidak marah. Bukankah Tuhan kita sangat pemurah? Tapi rasanyanya sangat keterlaluan ya, kalau kita tahu dari jutaan rupiah itu seharusnya ia bisa menghasilkan minimal satu juta juga. Namun bila ia hanya menghasilkan 50 ribu, rasanya kita takkan pakai lagi karyawan seperti itu, bukan. Karena kita tahu, modal yang kita kasih itu KEMANA LARINYAA ... ?!!

Apalagi kalau ternyata tidak menghasilkan apa-apa saat kita minta pertanggungjawaban. Bagaimana perasaan anda, dan tindakan apa yang akan anda ambil? Nah, sekarang bagaimana bila ia bukan saja tidak menghasikan ap-apa, tetapi malah menghasilkan buah yang tidak baik, misalnya malah meninggalkan hutang, nama buruk, nama perusahaan anda tercemar karena penggelapan dan sebagainya. Marah bukan?! Seperti itulah posisi Tuhan terhadap kita.

Allah menghendaki setiap kita yang telah dicangkokkan pada pohon zaitun yang penuh getah – yaitu YESUS, dapat bertumbuh dan menghasilkan buah. Bila IA tidak mendapatinya, atau dengan kata lain, kita telah diberiNYA menghisap susu dan maduNYA dengan sia-sia tanpa menghasilkan buah, maka ada sesuatu yang tidak beres dalam hidup kita, karena seringkali segala anugerah kebaikanNYA hanya kita foya-foyakan dengan tidak bertanggungjawab untuk kepentingan kita Sehingga tidak ada yang kita hasilkan bagi DIA.

Tak heran TUHAN berkata dengan keras : Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma ! 

Dalam hidup kita seringkali kita tidak perduli, dan tidak mau tahu apa yang telah IA lakukan dalam hidup kita. Kita kurang menghargai kesehatan, damai sejahtera, kita pikir wajar kita hidup aman tentram. Tanpa kita tahu IA lah yang membuat pagar sekeliling kita, ia menyirami kita tiap  hari. Seperti nyanyian nabi Yesaya berikut ini :

Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur.
Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.

Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu.

Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?

Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak;

Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.

Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.  Yesaya 5 : 1- 7

Dalam Perjanjian Baru kita melihat Tuhan YESUS mengatakan kepada kita muridNYA sebelum kepergianNYA :

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Yohanes 15 : 5 -6

Kita takkan bisa menghasilkan buah tanpa tinggal di dalam Kristus. Dengan kata lain, bila seseorang tidak menghasilkan buah maka ia akan dibuang ke luar, menjadi kering dan dibakar.

Karena itu penting sekali setiap kita belajar mengenal TUHAN agar kita semakin bertumbuh dewasa dan diubah serupa dan selaras denganNYA. Belajar berbuat baik, karena sekalipun kita telah menjadi anak Allah karena iman dalam YESUS, belum tentu kita otomatis jadi baik. Karena akal budi dan pengertian kita harus terus diperbaharui dengan FirmanNYA. (Roma 12: 1-2)

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna

”Berubahlah!” firman Allah menegor kita. Mengapa? Karena sudah bertahun-tahun sebelum kita lahir baru dan setelah kita lahir baru pun, setiap hari kita dicekoki keadaan dunia sekeliling kita dengan jalan-jalannya yang sesat yang menodai batin kita. Setiap waktu kita melihat tingkah laku dan kebiasaan orang-orang dunia disekeliling kita, yang tanpa sadar mencemari dan mempengaruhi kita juga sehingga kita berfikir itu adalah hal umum dan biasa.

Bukankah setiap hari kita melihat orang-orang dunia, dengan alaminya, berbicara hal-hal yang cemar, najis, mengeluarkan kata-kata kutuk, keluhan, makian, gosip, menjalani gaya hidup yang tidak peduli tentang Allah, tapi selalu mengikuti infotaintment yang membahas hal-hal yang tidak sesuai Firman, seperti perceraian, pertikaian, gaya hidup konsumerisme, kesombongan dan sebagainya?

Karena itulah, meskipun roh kita telah dibaharui, akal budi kita pun harus diperbarui. Cara pandang kita harus ikut kebenaran Firman – apa kata Tuhan.  Supaya pada kita jangan mendapat tegoran keras dari Bapa Sorgawi kita seperti dahulu :  Yeremia 4 :22

"Sungguh, bodohlah umat-Ku itu, mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu." 

Hal yang paling melelahkan bagi para gembala dan pengajar dalam membangun jemaat TUHAN adalah bila jemaat sendiri tidak mempunyai keinginan untuk bertumbuh, tidak ada kemauan untuk belajar dan menjadi seperti yang Tuhan mau. Menurut saya hal ini juga yang membuat Tuhan menegor dengan keras.

Penulis kitab Ibrani menegor orang Yahudi pada masa itu, yang karena telah lama ikut YESUS tetapi masih belum dewasa rohaninya sehingga belum siap menerima makanan keras rohani. :

Ibrani 5:12-14, 16:1
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.

Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil
.
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat

Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.

Jadi dari ayat Firman di atas, menunjukkan pada kita adanya tingkat pertumbuhan rohani. Ada anak kecil dalam rohani dan ada orang dewasa rohani. Kesimpulannya pertumbuhan rohani dari anak-anak, menjadi dewasa rohani bukanlah sesuatu yang tersembunyi dan tidak Alkitabiah. Tetapi Firman Tuhan dengan berulang-ulang menunjukkan bahwa rohanipun, seperti halnya jasmani dapat bertumbuh dan menjadi dewasa. (dijelaskan lebih detail pada bab 3)

Tetapi inilah nasehat-nasehat Firman Tuhan buat kita semua supaya kita bertumbuh dan terus belajar :

Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. 2 Petrus 3:18

Kita dinasehatkan untuk bertumbuh. Dan kepada gereja, Allah memberikan rasul, nabi, pemberita injil, gembala, dan pengajar dengan maksud supaya kita dapat diperlengkapi, dan dibangun sampai menjadi dewasa secara penuh . Seperti apakah dewasa secara penuh itu ? Firman di bawah ini menjelaskannya kepada kita:

Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, —yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota—menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.  Efesus 4:11-16

Ya, menurut Firman di atas , kita bisa dikatakan dewasa secara penuh bila kita mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah dan dipenuhi dengan segala kepenuhan Kristus – mencapai tingkat kepenuhan Kristus. Dalam Alkitab terjemahan Firman Allah Yang Hidup (FAYH), kita dapat melihatnya dengan lebih jelas :

sehingga akhirnya kita bersatu di dalam kepercayaan tentang keselamatan kita dan tentang Juruselamat kita, Anak Allah, dan semuanya menjadi dewasa di dalam Tuhan. Ya, sampai benar-benar mencapai kesempurnaan Kristus.

Maka kita tidak lagi seperti anak-anak, yang kepercayaannya selalu berubah karena ada orang yang mengemukakan suatu pendapat lain, atau membohongi kita demikian rupa, sehingga kebohongan itu seakan-akan suatu kebenaran.

Tidak, tetapi sebaliknya dengan penuh kasih kita senantiasa mengikuti kebenaran—berkata benar, berbuat benar, hidup benar.

Dengan demikian,  di dalam segala hal kita makin lama makin menyerupai Kristus yang  menjadi  kepala dari tubuh-Nya.

Di bawah pimpinan-Nya seluruh tubuh itu  disatukan  dengan sempurna, dan setiap bagian dengan tugasnya yang khusus 
menolong  bagian-bagian lain,

sehingga seluruh tubuh itu tetap sehat,  tumbuh, dan  penuh dengan kasih   Efesus 4 : 13-15 (FAYH)

Dengan demikian jelaslah bahwa dewasa secara penuh sama dengan menjadi serupa dengan Kristus. Bukankah hal ini sejalan dengan Roma 8:29, bahwa kita memang ditentukan Allah untuk menjadi serupa dengan YESUS.

Semua orang percaya harus tahu tujuan akhir kita ini, dan inilah juga panggilan tertinggi, dan tujuan hidup kita di dunia ini.

 Allah menghendaki kita sempurna. Seperti YESUS anakNYA. Yesus sendiripun ingin kita sempurna :

Matius 5:48  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Hal ini tidak akan diperintahkan dan dimintaNYA bila ini mustahil. Bagi manusia memang mustahil, tapi bagi Allah segala sesuatunya mudah! Maksudnya, kita takkan bisa mencapainya dengan kemampuan kita sendiri, tetapi dengan mengizinkan ROH dan FirmanNYA bekerja dan mengubahkan kita.

Dengan berserah penuh dan percaya! Dalam persekutuan denganNYA, kita pasti diubahkan. Karena benihNYA ada di dalam kita. Sebagai anakNYA kita pasti semakin mirip dan serupa denganNYA saat kita semakin bertumbuh dewasa.

Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
Lukas 6:40

Firman Tuhan di atas memberitahu kita bahwa kita bisa menjadi sama atau menjadi serupa dengan Tuhan kita YESUS KRISTUS. Banyak orang berfikir dan merasa bahwa tidak mungkin : kita sebagai manusia ini penuh kelemahan dan dosa, tak mungkin bisa menjadi orang kudus apalagi serupa dengan Tuhan.

Tetapi TUHANYESUS sendiri berfirman : barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Dalam ayat firman lain dikatakan bahwa kita bisa memiliki pikiran dan perasaan KRISTUS ( Filipi 2:5, 1 Kor 2 : 10-16 ), bahkan sifat-sifat ilahiNYA. (2 Petrus 1:4, Ibrani 12:10, 1 Yoh 4:13)  Luar biasa bukan!!

Tamat pelajarannya, dalam bahasa Inggris berarti : terlatih secara sempurna atau penuh. Atau terlatih dengan baik.

A student is no better than his teacher. But everyone who is well–trained will be like his teacher. (GWV)

A disciple is not above his teacher, but everyone who is perfectly trained will be like his teacher. (NKJV)

A disciple is not above his teacher, but everyone when he is fully trained will be like his teacher. (WEB)

Dengan kata lain, kita takkan bisa menjadi serupa dengan guru kita Tuhan YESUS, dengan kekuatan dan kemampuan kita sendiri, tetapi kita butuh pelatih atau guru untuk men-training kita. Dan kita hanya akan bisa menjadi seperti siapa yang mengajar kita. Karena itu, jangan menjadikan hamba Tuhan manapun sebagai guru atau idolamu, tetapi hanya YESUS saja, DIAlah Guru satu-satunya.

Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Matius 23:8

Perlu diingat, Tuhan YESUS dapat berbicara dan mengajar kita melalui orang lain. Bila anda sudah dewasa dalam rohani anda akan tahu bagaimana kita harus menjaga sikap hati dengan hanya menjadikan Tuhan Yesus pusat perhatian, pengaguman, penghormatan dan kemuliaan hanya bagiNYA dengan tetap menghormati hamba yang dipakai atau diutusNYA

Sebagai penutup bab ini, ajukanlah pertanyaan renungan ini kepada diri kita masing-masing saat ini : Maukah anda menamatkan pelajaran anda dan lulus menjadi seperti Sang Guru-YESUS?.

Terakhir , Siapkah anda untuk memulai pelajaranNYA dan terus berlatih ? Ingatlah setiap saat adalah kesempatan, setiap hari dalam hidup anda adalah pilihan bagi anda untuk memilih menjalani hidup mengikuti ajaran dan jalanNYA atau mengikuti cara dan kemauan anda sendiri. Pilihlah YESUS selalu! Dan hidupmu akan menjadi luar biasa!! Karena kita ” bisa ” menjadi sempurna, sesuai firmanNYA :

Matius 5:48  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

2 Korintus 13:11  Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!

Filipi 3:15a  Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian.


Menjadi Dewasa dalam Kristus - bab 1 (B)


PERTUMBUHAN JASMANI dan PERTUMBUHAN ROHANI

Sebagai ayah baru, saya senang mengamati detail pertumbuhan putri saya dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan. Saya seringkali gemas dengan kepolosan dan kelucuan bayi mungil saya. TUHAN itu ajaib. Begitu kagum saya memikirkan DIA memberi saya bayi mungil ini. Inilah hasil penemuan saya :

Ketika dia baru lahir, sebagai bayi yang masih merah, tak ada satu hal pun yang bisa dia buat selain bernafas dan bergerak lemah. Setelah beberapa minggu, dia baru memperoleh penglihatannya yang semakin baik dan sempurna. Awalnya anak saya hanya bisa melihat warna-warna kontras seperti hitam dan putih. Lama-kelamaan matanya mulai bisa membedakan warna-warna lainnya.

Secara rohani, hal ini menggambarkan sewaktu kita baru bertobat lahir baru, kita masih lemah dan banyak hal yang kita belum mengerti, seperti cara berdoa, menyembah, dan kita belum banyak mengenal tentang Allah dan KerajaanNYA, hukum dan peraturanNYA. Kita masih belum bisa melihat dengan jelas tentang hal-hal rohani.

Dalam hal makanan , kita belum bisa makan makanan lain selain susu. Setelah bertambah bulan, barulah makanan yang lunak bisa kita terima. Lalu semakin kita dewasa, kita mulai bisa makan, makanan yang lebih keras seperti nasi, ayam goreng, kerupuk dan sebagainya.

Dalah hal rohani pun, kita masih banyak belajar tentang kasih Allah, penerimaanNYA yang tanpa syarat, dan segala sesuatu yang termasuk makanan lunak rohani. Kita masih belum kuat untuk menerima kebenaran yang keras seperti menyangkal diri, memikul salib, mati bagi diri sendiri, melepaskan hak-hak dan kesenangan pribadi, dan makanan keras lainnya masih belum saatnya kita menerima kebenaran itu.

Tangan bayi yang semula hanya bisa menggenggam, lama-lama mulai bisa meraih benda. Awalnya tangannya sering meleset. Baru saja dapat benda itu lalu lepas lagi. Dan hal ini terjadi berkali-kali. Karena koordinasi syaraf tangannya belum begitu baik. Namun anak saya terus berlatih dan tak jemu mencoba.

Tangan rohani kita juga masih belum kuat untuk memegang janji-janji Allah. Seringkali kita mendapatkan janji melalui hambaNYA tapi seringkali juga janji itu terlepas dan tidak menjadi kenyataan karena kita belum kuat memegangnya. Tangan  iman kita belum cukup kuat secara rohani untuk memegang pedang dan melakukan peperangan melawan musuh. Lengan kita belum cukup kuat untuk melenturkan busur panah, dan kaki kita belum cukup kuat untuk mendaki Gunung KudusNYA.

Setelah beberapa bulan barulah, seorang bayi bisa mendengar suara dan melihat benda. Bila kita mengajaknya berbicara, ia bisa mendengar suara kita, namun dia masih belum mengerti bahasa kita. Ia bisa melihat benda-benda, namun belum mengerti kegunaan dan bahayanya.

Seringkali dalam kerohanian kita, kita sudah bisa melihat dan mendengar perkara-perkara rohani, tapi masih belum tahu apa yang harus kita lakukan. Karena kita belum memahami secara penuh pernyataan Tuhan yang kita terima dan kita masih belum bisa melihat atau mendengar secara keseluruhannya karena kapasitas rohani kita yang masih belum memadai.

Anak saya yang masih bayi, lucunya, tangannya kadang menangkap semua benda, dan suatu saat yang tertangkap adalah rambutnya sendiri, sehingga ia menarik rambutnya, dan kemudian ia menangis! Di lain waktu, ketika saya memegang botol susunya untuk menyusui, sering tangannya bergerak kesana kemari dan memukul botol susunya hingga terlepas dari mulutnya dan terjatuh, lalu dengan tatapan seolah marah pada saya, ia pun menangis keras, seolah mau mengatakan : ”mengapa papa lepaskan botol susunya?!” aku kan masih mau menyusu!!”

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa seringkali seorang anak yang masih kecil (belum dewasa secara rohani), mendapat kesusahan akibat kesalahannya sendiri. Namun tetap juga ia bertanya-tanya dan menyalahkan orang lain bahkan Tuhan: ”mengapa TUHAN tega, dan membiarkan saya mengalami hal ini terjadi?!”

Ciri anak kecil yang lainnya adalah belum bisa berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Itulah sebabnya, seorang anak cepat merasa bosan, dan selalu berpindah-pindah topik pembicaraan dan berjalan, berlari kesana kemari.

Mereka yang masih kecil juga belum dapat menahan dirinya dengan baik. Karena koordinasi syarafnya yang belum maksimal. Sehingga anak-anak seringkali ngompol, dan bila menginginkan sesuatu dan tidak terpenuhi, ia pasti menangis dan marah. Bahkan tak jarang menjerit-jerit dan ngambek.

Begitu pula seseorang yang rohaninya belum dewasa, atau masih anak-anak secara rohani, biasanya cepat marah, kurang pengendalian diri, cepat bosan bila berdoa lama atau berbicara tentang TUHAN. Dan hidupnya masih mencari kepentingan sendiri, seperti kepuasan daging, hawa nafsu, kesenangan dan hobi. Bila bertemu dengan kejadian atau situasi yang membuat keiinginannya tak tercapai, ia ngambek, mudah putus asa, kecewa, dan mengasihani diri sendiri.

Hal ini dapat dilihat dari kerohaniannya yang masih tidak stabil, karena hidupnya masih dipengaruhi keadaan sekelilingnya, dan emosi. Belum hidup menurut apa kata TUHAN.

Ada juga orang dewasa yang disebut kekanak-kanakan karena sifatnya yang masih seperti anak-anak. Apakah itu? Salah satu sifat anak-anak yang menonjol adalah masih belum bisa mengerti orang lain, tetapi selalu menuntut orang lainlah yang mengerti dia.
Anak-anak selalu menuntut, memaksakan kehendak dan maunya. Tidak dapat menahan diri. Sehingga orang yang lebih dewasa lah yang harus mengalah. Anak-anak biasanya selalu meminta dan oran dewasa lah yang memberi. Anak-anak tingkat kesabarannya masih kecil. Orang dewasa semakin panjang sabar. Begitu pula dalam karakter manusia rohani.

Pernahkah anda menemukan pelayan Tuhan yang sudah melayani Tuhan dan memiliki jabatan tinggi di gereja, dipakai Tuhan hebat tetapi di rumah tangganya, istri dan anak-anaknya seringkali mengalah dan dituntut ikuti semua maunya? Kalau tidak dituruti ia akan ngmabek dan marah, kecewa, sakit hati ? Itu tandanya rohnya masih lemah dan kecil alias belum dewasa secara rohani.

Seseorang dapat saja dipakai Tuhan, karena ia rajin berdoa dan memiliki hati untuk melayani dan memberkati, tetapi sifat buruknya masih melekat karena belum dilepaskan dan dipulihkan, dan belum diubahkan oleh Firman dan Kuasa Roh Kudus. Sehingga urapannya seringkali bocor, dan seringkali kehilangan berkat Tuhan. Ada banyak momen dimana Tuhan mau memakai dia lebih lagi tetapi di pending oleh Tuhan karena kapasitasnya belum cukup.

Cepat atau lambat kalau ia tidak bertobat dan minta Tuhan memulihkan dan mengubahkannya, maka ia akan kehilangan pelayanannya dan dibuang karena lama-kelamaan, kedagingannya yang masih kuat itu akan merusak pekerjaan Tuhan yang lain dan mencemarkan pelayanan kudus di Tubuh Kristus.

Tetapi anda pasti pernah juga mengenal seorang hamba Tuhan yang memiliki hati yang lembut dan rendah hati, selalu mau diubah dan diajar oleh Tuhan. Mudah bertobat dan mau belajar dan merendahkan diri. Meskipun dia belum dahsyat pelayanannya , atau belum tinggi jabatannya, namun cepat atau lambat Tuhan akan mengangkatnya untuk dapat menjadi berkat lebih besar lagi. Karena dia bisa dipercaya dan tetap setia.

Orang-orang seperti ini karena ia terus mengembangkan dirinya, saya melihat, pengurapan Allah atasnya makin bertambah, juga kepekaannya.

Dalam hal lainnya, anak kecil dan anak muda, masih adakalanya berantem dan musuh-musuhan. Kita bisa melihat para pelajar yang berkelahi, tawuran dan sebagainya. Tapi semakin dewasa, semakin tua seseorang, emosinya semakin terkendali. Mereka lebih mencari damai sejahtera dan  ketenangan. Jarang sekali kita melihat orang dewasa atau kakek nenek yang berantem. Begitu juga semakin dewasa karakter rohani seseorang, ia makin stabil, menguasai diri dan tidak pernah lagi memusuhi orang lain. Ia makin penuh pengertian dan bisa mengalah.

Seorang anak masih belum bisa mengatur hidupnya sendiri atau masih belum mandiri. Sama seperti putri mungil saya yang masih membutuhkan orang tuanya untuk memberinya makan, memandikannya, membawa dia jalan-jalan, bahkan untuk tidur pun perlu bantuan kami. Anak kecil dibawah 10 tahun pun masih belum bisa memutuskan apa yang benar yang harus dilakukannya. Ia hanya tahu bermain, dan melakukan yang ia sukai. Kalau tidak dipaksa mandi, atau tidur, ia akan terus bermain.

Semakin dewasa rohani seseorang, ia akan dapat mengatur hidupnya. Ia tahu apa yang benar yang harus dilakukan pada satu waktu. Ia bisa mandiri untuk menertibkan dirinya hidup dalam kehendak Tuhan. Kapan harus berdoa, kapan harus melayani, kapan harus makan makanan rohani, kapan harus bekerja, kapan harus bersaksi dan kapan harus istirahat.

Dalam hal tanggung jawab, seorang anak belum bisa dipercayai untuk diberi tanggung jawab. Anda tidak mungkin meninggalkan rumah kepada anak kecil. Atau mempercayakan uang dalam jumlah besar kepada balita. Semakin dewasa seseorang ia akan dapat dipercayai, dan bisa memegang tanggungjawab.

Bila seseorang selalu menolak melayani Tuhan, anda tahu itu adalah tanda ia belum dewasa karena ia belum bisa meneladani TUHAN YESUS yang meskipun adalah Tuannya namun datang untuk melayani dan merendahkan diri dengan membasuh kaki.(Yoh 13:12-17). Apakah kita lebih tinggi dari DIA sehingga tidak merendahkan diri seperti Tuan kita? Bila kita mengerti hal ini, berbahagialah kita.

Matius 20:28  sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Dari contoh-contoh di atas kita dapat melihat dan merenungkan sampai dimanakah kedewasaan kita. Tuhan sengaja membuat pola hidup di bumi ini mengikuti contoh atau pola di sorga.

Saya teringat dengan ilustrasi yang diberikat Pdt. Sapta Tandi : dulu sewaktu anda masih kecil, ketika anda membutuhkan makan, orang tua kita akan mengambil makanan dan menyuapkannya pada kita. Setelah kita bertumbuh menjadi seorang remaja, saat kita mau makan, apakah kita masih minta mama kita menyuapkannya ?

Tentu tidak, Karena mama kita pasti akan menjawab : Jangan manja! Mama sudah masak makanannya, kamu ambil sendiri piring dan sendok, cedok sendiri, dan makan sendiri. Kamu kan sudah besar!

Tapi setelah kita menjadi dewasa dan orang tua kita mulai tua, sekarang giliran kita yang memasak makanan untuk orang tua kita, kita beli sendiri bahan-bahannya dengan uang yang kita dapat dari hasil kerja kita dan giliran kita menghidupi anak-anak kita dan mengurus orang tua kita.

Begitu juga halnya dengan menjadi dewasa dalam rohani. Bapa tidak menghendaki kita menjadi anak gampang atau anak yang manja. (Ibrani 12:7-8) Yang terus mau disuapi. Sering orang Kristen ketika permintaannya dalam doa tidak dijawab, menjadi marah dan kecewa pada Tuhan. Padahal TUHAN ingin ia belajar dewasa dengan mengambil sendiri makanan yang telah Allah sediakan baginya dengan iman.
Dan akan ada waktunya, Allah ingin ia menjadi semakin dewasa sehingga sanggup memberi makan orang lain. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa ciri kedewasaan rohani satu lagi adalah tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi bisa memiliki hati dan kemampuan untuk memberkati, berbagi hidup bahkan rela bekorban demi kebahagiaan dan kehidupan orang lain.

Hanya seorang anak yang selalu mengambil segala sesuatu untuk dirinya sendiri dan tidak peduli dengan orang lain. Dia belum mampu untuk mencari uang sendiri dan belum mampu untuk memberi. Masih selalu meminta dan meminta dan menuntut dan menuntut orang lain mengertinya.

Ciri lain kerohanian yang masih anak adalah belum mengenal isi hati dan pikiran orang tuanya. Dia mungkin kenal orang tuanya sebagai orang yang memelihara dan merawatnya, orang yang menjaga dan sayang padanya, tapi ia tidak mengerti masalah apa yang sedang dihadapi orang tuanya, ia belum peduli apa yang membahagiakan dan apa yang orang tuanya sukai.

Saya dulu saat masih anak belum mengenal orang tua saya seperti saat ini. Tapi sekarang saya bisa berdiskusi dengan orang tua saya mengenai lebih banyak hal karena saya juga telah menikah dan menjadi orang tua sehingga saya bisa memahami hatinya orang tua. Saya bisa berdiskusi tentang keuangan, tentang anak, urusan rumah, pekerjaan, biaya-biaya, dan sebagainya, dimana kami saling bertukar cerita, dan saya menikmati karena sekarang saya mengerti papa mama saya lebih baik daripada dulu saya masih anak-anak.

Begitu pula dalam hal rohani, bila roh kita dewasa, kita akan semakin banyak memahami isi hati Allah Bapa kita, apa yang sedang dikerjakanNYA, apa yang menjadi ganjalan hatiNYA, apa yang menjadi kerinduanNYA. Kita lebih memahami apa yang menjadi kesibukan KerajaanNYA saat ini, kegerakan apa yang sedang disiapkanNYA bagi gereja-gerejaNYA, dan kita mulai bisa masuk menyelami apa yang IA rasakan, getaran hatiNYA, hal-hal yang belum pernah bisa kita mengerti dan pahami sewaktu kita masih anak-anak rohani dulu.

Kita mulai bisa menghargai apa yang dulu kurang kita hargai. Kita bisa memandang semua ciptaanNYA dengan cara pandangNYA. Dalam kasih dan kelembutanNYA. Dalam kesabaran yang besar karena kita telah mengenal arti waktuNYA dan  kekekalanNYA.
Setelah membaca semua ini, saya yakin, sama seperti saya, anda juga pasti makin rindu untuk bertumbuh dewasa secara rohani. Semakin mengenalNYA, semakin serupa dan sejalan denganNYA. Bukankah sangat indah bila kita memiliki karakter dan sifat ilahiNYA? Lepas dari segala keinginan dunia dan kepentingan egois daging ini, masuk dalam kemuliaan dan pengudusanNYA.

Sekarang kita sadar, kalau kita tidak bertumbuh semakin serupa gambarNYA-yang adalah tujuan awal penciptaan- maka kita sama seperti ciptaan yang cacad. Meleset dari sasaran ilahi.

Dunia ini sementara dan semu, KerajaanNYA lah yang kekal. Tubuh ini sementara, roh kitalah yang kekal dan hidup selamanya. Tetapi seringkali kita terlena hidup berfokus dan terus memperhatikan hal-hal yang sementara ini dan mengikuti jalan tren dunia dengan terus berusaha menjadi sama dengan dunia agar dapat diterima dunia.

Seringkali kita mengabaikan pertumbuhan rohani kita. Sehingga ada banyak orang yang sempurna secara tubuh, tapi cacad rohani dimataNYA. FirmanNYA menghendaki kita sempurna roh, jiwa, dan tubuh kita.

Sedemikian pentingnya pertumbuhan rohani ini sehingga kita beberapa kali diingatkan dalam Firman Tuhan. Marilah kita melihat hal ini bersama melalui FirmanNya bahwa IA sendiri serius menginginkan kita anak-anakNYA bertumbuh dan berbuah