Jumat, 12 Agustus 2011

Miliki hubungan dengan Tuhan


Ada 2 contoh perbedaan soal gaya hidup yang bisa saudara lihat dan bandingkan
Warren Buffet adalah seoarang yang kaya raya di dunia ini. Beberapa waktu yang lalu dia menyisihan sebagian kekayaannya untuk menyumbang pada kegiatan social sebesar $ 38 milyar. Namun ada hal yang menarik dari si Warren Buffet ini. Walaupun ia seorang yang kaya raya, namun Warren tidak mempunyai supir pribadi. Ia selalu menyetir sendiri kendaraannya bila hendak bepergian. Warren pun hanya menggunakan jasa penerbangan biasa untuk perjalanan jauh, padahal ia adalah salah satu pemilik perusahaan penyewaan pesawat jet terbesar di negaranya. Rumah yang ia tempati sekarang adakah rumah yang sama dengan yang dahulu. Ia mampu bahkan lebih dari mampu untuk membeli banyak rumah. Setiap kali diundang untuk menjadi pembicara di Universitas, ia tidak lupa memberi nasihat kepada para mahasiswa “Stay away from credit card”. Ia mempunyai falsafah hidup “ Don’t waste your money on unnecessary things”. Warren tidak terlalu mementingkan membeli barang-barang yang mahal dan bermerk. Baginya membeli barang yang penting adalah nyaman untuk dipakai dan digunakan. Dia pun menjalani hidupnya sesuai dengan mottonya “Live your life as simple as you can”. Dari penuturan ini kita bisa menarik sebuah kesimpulan betapa Warren adalah seseorang yang mempunyai gaya hidup yang sederhana.
 
Pria yang ke-2 juga adalah seorang yang kaya raya bernama Laksminital dari India. Bulan Juni yang lalu ia baru saja menikahkan putrid pertamanya. Pesta pernikahan dilakukan selama 5 hari 5 malam di sebuah lapangan terbuka dengan latar belakang Menara Eiffel. Undangan pernikahannya terbuat dari perak yang ditempa seberat 5 kg. Bisa saudara bayangkan itu hanya untuk 1 undangan. Coba hitung bila ada 500 undangan. Dan pesta pernikahan ini hanya menghabiskan dana $ 78 juta atau setara dengan Rp 7,8 trilyun. Laksminital memiliki gaya hidup yang jauh berbeda dengan Warren Buffet.
 
Bagaimana dengan  kita?
Kita harus membangun kebiasaan yang menempatkan ibadah sebagai prioritas utama.
 
Mubuko Yoneda adalah seorang wanita Jepang yang pada akhirnya lewat pelayanan seorang misionaris memberikan hidupnya kepada Tuhan. Mubuko adalah putri dari mantan walikota Hiroshima. Setelah bertobat, hidupnya mulai berubah. Mubuko adalah seorang yang hidupnya saleh. Namun kemalangan sepertinya mengikutinya. Mubuko dipaksa menikah dengan pria pilihan orang tuanya yang tidak mengenal Tuhan. Dia tidak punya pilihan lain. Setelh menikah, mereka dikarunia 3 orang putridyaitu Yasuko, Tadoko dan Naoko. Sedari kecil Mubuko telah menanamkan nilai-nilai kekristenan kepada anak-anaknya. Ia mengajarkan pada mereka cara beribadah kepada Tuhan. Di hari Minggu mereka bersama-sama pergi ke gereja. Namun sang suami tidak ikut serta. Kemalangan yang ke dua menimpa hidupnya. Ketika Perang Dunia ke II, sang suami ikut terjun ke medan perang dan meninggal disana.
 
Pada saat kita sedang mengalami krisis hal yang biasanya paling sering kita tanyakan adalah “Mengapa”. Kita bertanya kepada Tuhan mengapa kita harus mengalaminya padahal kita sudah sungguh-sungguh ikut Tuhan, kita rajin berdoa, kita rutin ke gereja dan lain sebagainya. Sebenarnya pertanyaan mengapa yang kita ajukan tidaklah menolong keadaan kita untuk menjadi lebih baik. Harusnya pertanyaan yang kita ajukan adalah “Bagaimana”. Tuhan, bagaimanakah cara aku harus bersikap dalam menghadapi masalah ini. Kata ‘mengapa’ kecenderungannya adalah menyalahkan orang lain. Sedangkan kata ‘bagaimana’ melihat pada diri kita sendiri.
 
Mubuko bertanya kepada Tuhan bagaimana cara untuk tetap hidup. Tuhan membuka jalan baginya. Ia mampu menyekolahkan anak-anaknya melalui pekerjaannya sebagai asisten dokter di kota Hiroshima.
 
Ibadah adalah sumber kekuatan yang luar biasa. Jangan lupakan juga ibadah pribadi pribadi yaitu saat teduh kita dengan Tuhan.
Pada suatu hari ketika Mubuko sedang berdoa, dia membaca di Keluaran 19:17. Ada sebuah perkataan kuat dihatinya yang berkata “Larilah ke gunung..larilah ke gunung”. Mubuko tidak begitu mengerti dan mengabaikannya beberapa waktu. Hingga suatu hari ketika Mubuko memulai harinya dalam doa pagi, dia mendengar suara audible yang berkata dengan lantang “Larilah ke gunung”. Mubuko memilih untuk taat. Dia segera berkemas dan mengajak ketiga anaknya untuk bersiap-siap pindah dan menetap di gunung. Tidak berapa lama setelah Mubuko dan anak-anaknya menetap di pegunungan, kota Hirosima di bom atum oleh musuh dan menewaskan jutaan orang.
Betapa Mubuko bersyukur atas pemeliharaan Tuhan dalam kehidupannya.
 
Dalam Alkitab kita mengenal tokoh Yosua (Yosua 24:14-15)
Ayat 14 “Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan setia”
Dari ayat di atas kita bisa melihat bahwa Yosua pun mempunyai gaya hidup yang memprioritaskan ibadah di temapt pertama. Yosua adalah orang yang bergaul karib dengan Tuhan.
 
Ada sebuah buku yang berjudul “Millonaire Man” yang ditulis oleh Thomas J.Stanley. Dalam bukunya Thomas melakukan survey terhadap 200.000 orang milyuner di Amerika untuk mengetahui apa artinya hidup bahagia itu. Dan menariknya Thomas bukanlah seorang yang kenal Tuhan. Dari surveinya, dia menemukan dari 200.000 orang milyuner yang hidupnya benar-benar bahagia hanya 200 orang saja. Kemudian berdasarkan hasil surveinya, Thomas menuliskan 10 hal yang bisa menjadikan hidup ini bahagia.
1.       Hemat. Ternyata para milyuner ini hidupnya hemat
2.       Hidup di bawah penghasilan mereka. Artinya para milyuner ini tidak menghabiskan pengeluaran di atas pemasukan mereka.
3.       Pasangan yang loyal dan setia (tidak selingkuh)
4.       Selalu berhasil melewati krisis. Ketika para milyuner ini ditanya apa rahasianya bisa berhasil melewati krisis, mereka menjawab mereka mengatasi kekuatiran dengan Alkitab dan berdoa.
5.       Mempunyai integritas.
6.       Mempunyai waktu dengan keluarga
7.       Disiplin
8.       Punya waktu untuk beribadah
9.       Menghidupi kehidupan yang religius atau saleh
10.   Para milyuner ini ditanyai oleh Thomas siapakah mentor mereka? Dan ke 200 orang milyuner ini mempunyai jawaban yang sama yaitu Tuhan Yesus 


Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar